Setelah beberapa kali bertanya, kami pun akhirnya menemukan belokan yang menuju ke Ruko Pateten, tempat menyewa perahu motor jika ingin menyeberang ke Pulau Lembeh. Di ujung belakang Ruko Pateten itulah terdapat sebuah dermaga kecil dengan sejumlah perahu motor sandar di kiri kanannya. Dengan seorang pengemudi perahu kami akhirnya sepakat untuk membayar sewa sebesar Rp.100,000 untuk menyeberang ke Monumen Trikora dan kemudian menyusur tepian Pulau Lembeh ke arah utara.
Setelah beberapa kali bertanya, kami pun akhirnya menemukan belokan yang menuju ke Ruko Pateten, tempat menyewa perahu motor jika ingin menyeberang ke Pulau Lembeh. Di ujung belakang Ruko Pateten itulah terdapat sebuah dermaga kecil dengan sejumlah perahu motor sandar di kiri kanannya. Dengan seorang pengemudi perahu kami akhirnya sepakat untuk membayar sewa sebesar Rp.100,000 untuk menyeberang ke Monumen Trikora dan kemudian menyusur tepian Pulau Lembeh ke arah utara.
Monumen Trikora, dipotret dalam perjalanan dari Ruko Pateten. Perjalanan dengan perahu motor melewati selat yang tenang ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Ketika perahu merapat di dermaga Monumen Trikora, ternyata tidak tersedia tangga untuk menaikinya, sehingga kami pun satu per satu harus memanjat dermaga dengan bertumpu pada sebuah tonggak, sementara tangan kanan ditarik dari atas dermaga oleh pengemudi perahu.
Suasana Selat Lembeh diambil dari tepian Monumen Trikora di Pulau Lembeh, sesaat setelah kami naik ke dermaga. Cuaca cerah, matahari bersinar terang, langit pun berwarna biru, setelah Bitung sempat diguyur hujan deras ketika kami baru tiba di kota itu beberapa menit sebelumnya.
Di bagian kanan Monumen terdapat Pesawat DC-3 TNI-AU yang pernah digunakan dalam operasi Trikora. Beberapa anak tampak duduk di atas sayap pesawat ketika kami datang.
Pesawat DC-3 yang masih terlihat utuh dan gagah dilihat dari arah depan bawah. Sayang sekali area di sekitar pesawat dan di lingkungan Monumen Trikora ini terlihat kotor dan tidak terawat.
Monumen Trikora dengan latar depan sayap pesawat DC-3.
Sebuah logo yang menempel di salah satu sisi badan pesawat DC-3.
Lambang garuda yang tengah terbang di latar depan logo dari pabrik pembuat mesin pesawat. Nomor seri yang dicat di bagian ekor pesawat terbaca T-482.
Bagian perut pesawat dengan latar belakang Selat Lembeh.
Dua orang teman tampak tengah memotret Lambang Negara yang posisinya telah miring, dengan sebuah prasasti di bawahnya yang berbunyi “Melalui Trikora wilayah Nusantara utuh dan sentosa.” dengan tanda tangan Presiden Soeharto di bawahnya.
Monumen Trikora di Pulau Lembeh ini dibangun pada akhir tahun 80-an. Pembangunannya merupakan inisiatif dari pemerintah daerah setempat, untuk mengenang peristiwa bersejarah dalam usaha merebut kembali Irian Barat dari tangan penjajah Belanda. Saat itu pasukan Tentara Nasional Indonesia, menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai lokasi pendaratan awal sebelum menjalankan misi untuk membebaskan Irian Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar